Selasa, 20 September 2011

Leadership dalam Keperawatan untuk Menunjang Pelayanan Kesehatan yang Paripurna


Leadership dalam Keperawatan untuk Menunjang Pelayanan Kesehatan yang Paripurna.




Makalah




Disususn Oleh:
Zulaikah                      : SK 111 002 B
Ratnasari Utami          : SK 111 004 B
M. Arofid                    : SK 111 006 B
Heti Retnowulan         : SK 111 008 B




SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KENDAL
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
2011

BAB I
PENDAHULUAN

  1. Latar Belakang Masalah
Manajemen merupakan suatu proses dalam menyelesaikan pekerjaan pada orang lain. Pada dasarnya manajemen secara umum tidak jauh berbeda pada manajemen keperawatan yang berfokus pada perilaku manusia. Untuk mencapai pelayanan keperawatan yang prima dibutuhkan menejer yang yang terdidik dan keterampilan yang tinggi.
Manajemen keperawatan adalah suatu proses dalam menyelesaikan pekerjaan melalui anggota staff keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan secara profesional.
Kepemimpinan dalam keperawatan merupakan penerapan pengaruh dan bimbingan yang ditujukan kepada semua staf keperawatan untuk menciptakan kepercayaan dan ketaatan sehingga timbul kesediaan melaksanakan tugas dalam rangka mencapai tujuan bersama secara efektif dan efisien.
Untuk dapat melakukan hal tersebut di atas, baik atasan maupun bawahan perlu memahami tentang pengelolaan kepemimpinan secara baik, yang pada akhirnya akan terbentuk motivasi dan sikap kepemimpinan yang profesional.

  1. Tujuan Penulisan
Memeberikan gambaran tentang leadership dalam kepemimpinan untuk menunjang pelayanan kesehatan yang paripurna.

  1. Sistematika Penulisan
                        Penulisan makalah ini dibagi menjadi 3 (tiga) BAB yaitu:
            BAB I pendahuluan yang terdiri atas latar belakang masalah yang, tujuan masalah dan sistematika penulisan.
            BAB II Berisi Tinjauan teori pengertian, wewenang pemimpin,kriteria pemimpin, gaya kepemimpinan, penerapan kepemimpinan dalam keperawatan
            BAB III Berisi Tentang simpulan dan saran

BAB II
TINJAUAN TEORI

  1. Pengertian
Kepemimpinan adalah hubungan yang tercipta dari adanya pengaruh yang dimiliki seseorang terhadap orang lain sehingga orang lain tersebut secara sukarela mau   dan bersedia bekerja sama untuk mencapai tujuan yang diinginkan ( Georgy R. Terry ).
            Kepemimpinan adalah kemampuan memberikan inspirasi kepada oranng lain untuk bekerja sama sebagai suatu kelompok, agar dapat mencapai suatu tujuan umum
            Di dalam keperawatan kepemimpinan merupakan penggunaan ketrampilan seorang pemimpin (perawat) dalam mempengaruhi perawat-perawat lain yang berada di bawah pengawasannya untuk pembagian tugas dan tanggung jawab dalam memberikan pelayanan asuhan keperawatan sehingga tujuan keperawatan tercapai. Setiap perawat mempunyai potensi yang berbeda dalam kepemimpinan, namun ketrampilan ini dapat dipelajari sehingga selalu dapat diterapkan dan ditingkatkan.

  1. Wewenang Pemimpin
Wewenang kepemimpinan yaitu hak untuk bertindak atau mempengaruhi tingkah laku orang yang dipimpinnya
Manajer atau kepemimpinan adalah orang yang bertugas melakukan proses atau fungsi manajemen. Berdasarkan hierarki tugasnya pimpinan dikelompokkan sebagai berikut :
    1. Pimpinan tingkat pertama ( Lower Manager )
Adalah pimpinan yang langsung berhubungan dengan para pekerja yang menjalankan mesin peralatan atau memberikan pelayanan langsung pada konsumen. Pimpinan ini diutamakan memiliki proporsi peranan technical skill yang terbesar dan konseptual skill yang terkecil.
2.      Pimpinan tingkat menengah ( Middle Manager )
Adalah pimpinan yang berada satu tingkat di atas Lower Manager. Pimpinan ini menjadi saluran informasi dan komunikasi timbal balik antara Lower Manager dan Top Manager , yakni pimpinan puncak (  di atas Middle Manager ) sehingga pimpinan ini diutamakan memiliki kemampuan mengadakan hubungan antara keduanya. Konseptual skill adalah ketramp[ilan dalam penyusunan konsep - konsep, identifikasi, dan penggambaran hal - hal yang abstrak. Sedangkan techmnical skill adalah ketrampilan dalam melakukan pekerjaan secara teknik. Hubungan antara manusia merupakan ketrampilan dalam melakukan komunikasi dengan sesama  manusia lain.
3.      Pimpinan puncak ( Top Manager )
Pimpinan puncak adalah manajer yang menduduki kewenangan organisasi tertinggi dan sebagai penanggung jawab utama pelaksanaan administrasi. Pimpinan ini memiliki proporsi peranan konseptual skill yang terbesar dan technical skill yang terkecil.

  1. Kriteria Pemimpin
Kriteria menjadi seorang pemimpin salah satunya adalah seorang pemimpin harus mampu untuk memimpin pegawai (perawat) untuk dapat memberikan pelayanan kesehatan yang paripurna dan harus mampu menjembatani antara tenaga kesehatan dengan klien. Pemimpin yang berkualitas harus memenuhi kriteria sebagai berikut:
1.      Mempunyai keinginan untuk menerima tanggung jawab
2.      Mempunyai kemampuan untuk persepsi introspektif
3.      Mempunyai kemampuan untuk menentukan prioritas
4.      Mempunyai kemampuan untuk berkomunikasi

  1. Gaya Kepemimpinan
Gaya kepemimpinan adalah pola tingkah laku yang dirancang untuk mengintegrasikan tujuan organisasi dengan tujuan individu untuk mencapai suatu tujuan.
            Ada empat macam gaya kepemimpinan yang telah dikenal yaitu otokratis, demokratis, partisipatif dan laissez faire (Gillies, 1996).
    1. Otokrasi
Gaya kepemimpinan otokratis adalah gaya kepemimpinan yang menggunakan kekuatan jabatan dan kekuatan pribadi secara otoriter, melakukan sendiri semua perencanaan tujuan dan pembuatan keputusan dan memotivasi bawahan dengan cara paksaan, sanjungan, kesalahan dan penghargaan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
    1. Demokratis
Gaya kepemimpinan demokratis adalah gaya seorang pemimpin yang menghargai karakteristik dan kemampuan yang dimiliki oleh setiap anggota organisasi. Pemimpin yang demokratis menggunakan kekuatan jabatan dan kekuatan pribadi untuk menggali dan mengolah gagasan bawahan dan memotivasi mereka untuk mencapai tujuan bersama.
    1. Partisipatif
Gaya kepemimpinan partisipatif adalah gabungan bersama antara gaya kepemimpinan otoriter dan demokratis dengan cara mengajukan masalah dan mengusulkan tindakan pemecahannya kemudian mengundang kritikan, usul dan saran bawahan. Dengan mempertimbangkan masukan tersebut, pimpinan selanjutnya menetapkan keputusan final tentang apa yang harus dilakukan bawahannya untuk memecahkan masalah yang ada.
    1. laissez faire
Gaya kepemimpinan laisses faire dapat diartikan sebagai gaya “membiarkan” bawahan melakukan sendiri apa yang ingin dilakukannya. Dalam hal ini, pemimpin melepaskan tanggung jawabnya, meninggalkan bawahan tanpa arah, supervisi atau koordinasi sehingga terpaksa mereka merencanakan, melakukan dan menilai pekerjaan yang menurut mereka tepat.
Dalam keempat gaya kepemimpinan di atas memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri. Setiap gaya kepemimpinan bisa efektif dalam situasi tertentu tetapi tidak efektif dalam situasi lainya.
Faktor yang menetukan efektifitas gaya kepemimpinan secara situasional meliputi: kesulitan atau kompleksitas tugas yang diberikan, waktu yang tersedia untuk menyelesaikan tugas, ukuran unit organisasi, pola komunikasi dalam organisasi, latar belakang pendidikan dan pengalaman pegawai, kebutuhan pegawai dan kepribadian pemimpin (Gillies, 1996).

  1. Penerapan Kepemimpinan Dalam Keperawatan
Menurut Kron (1981), ruang lingkup kegiatan kepemimpinan dalam keperawatan meliputi:
    1. Perencanaan dan pengorganisasian
    2. Membuat penugasan dan memberi pengarahan
    3.  Pemberian bimbingan
    4. Mendorong kerjasama dan partisipatif
    5. Kegiatan koordinasi
    6.  Evaluasi hasil kerja
Prinsip pemberian pelayanana kesehatan yang optimal kepada klien adalah sebagai berikut:
1.      Pembagian kerja
Dalam pembagian tugas harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut: Pendidikan dan pengalaman kerja karyawan, peran dan fungsi perawat di RS, Ruang lingkup tugas kabid keperawatan dan kedudukan dalam organisasi, dan batas wewenang dan tanggung jawab.
2.      Pendelegasian tugas
Pelimpahan wewenang dan tanggung jawab kepada staf dalam batas-batas tertentu. Pendelegasian tergantung pada sifat kegiatan, kemampuan staf tenaga kesehatan dan hasil yang diharapkan.
3.       Koordinasi
Adalah eselarasan tindakan, usaha dan sikap dan penyesuaian antara tenaga diruangan keperawatan. Manfaat dari koordinasi adalah menghindari perasaan lebih penting dari orang lain, menumbuhkan rasa saling membantu antara tim tenaga kesehatan, menimbulkan kesatuan tindakan antar sfaf.
4.      Manajemen Waktu
Pengelolaan waktu dalam memberikan pelayanan keperawatan yang optimal: amnalisa waktu yang digunakan, memeriksa kembali porsi aktivitas, menentukan prioritas pekerjaan.

.

BAB III
PENUTUP

  1. Simpulan
kepemimpinan merupakan penggunaan ketrampilan seorang pemimpin (perawat) dalam mempengaruhi perawat-perawat lain yang berada di bawah pengawasannya untuk pembagian tugas dan tanggung jawab dalam memberikan pelayanan asuhan keperawatan sehingga tujuan keperawatan tercapai
Seorang pemimpin keperawatan tidak akan berhasil melakukan fungsinya apabila tidak memiliki kemampuan mengatur waktu, mengendalikan stress baik yang dialaminya maupun orang lain (bawahan), dan juga mengatasi konflik yang terjadi baik internal maupun eksternal, baik individual, maupun kelompok (managing time, stress, and conflict). Kepemimpinan dalam keperawatan memerlukan seseorang yang memiliki kriteria ini.

  1. Saran
Kriteria menjadi seorang pemimpin salah satunya adalah seorang pemimpin harus mampu untuk memimpin pegawai (perawat) untuk dapat memberikan pelayanan kesehatan yang paripurna. dan harus memperhatikan tentang pembagian kerja, pendelegasian tugas, koordinasi,dan manajemen waktu.  
DAFTAR PUSTAKA

Gillies, DA. 1996. Manajemen Keperawan, Suatu Pendekatan Sistem. W.B Saunders
 Compani: Philadelphia
Suarli. S. 2009.Manajemen keperawatan dengan pendekatan praktis. Jakarta:
Erlangga
Harnawatiaj. 2008. Manajemen dalam keperawatan.(online).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar